6 Juli 2008

Lidah Buaya Mampu Stop Pendarahan Hebat

TANAMAN aloe vera (lidah buaya) bisa membantu para korban luka - seperti yang dialami serdadu di medan perang - untuk bertahan hidup, sampai mereka mendapatkan transfusi darah, kata sebuah studi.

Kehilangan darah dalam waktu cepat di medan tempur, sulit digantikan dengan segera. Hal itu bisa menyebabkan gangguan organ tubuh pada para serdadu yang terluka.

Para ilmuwan Universitas Pittsburgh (AS) telah menemukan bahwa jus daun lidah buaya dapat menghemat kerja organ tubuh pada tikus, yang kehilangan banyak darah.

Mereka melaporkan temuan tersebut dalam jurnal Shock terakhir, pekan ini. Lidah buaya telah digunakan sebagai obat antiradang. Tanaman tersebut dimanfaatkan untuk meringankan peradangan kulit, antara lain akibat terbakar.

Tanaman tersebut, yang mudah ditanam di mana saja, juga bisa untuk mengobati penyakit jantung, stroke, diabetes, atau setiap penyakit yang berkaitan dengan gangguan sirkulasi darah.

Para ilmuwan telah pula melihat kemampuan tanaman tersebut untuk mengobati penyakit-penyakit radang di dalam tubuh, seperti sindrom iritasi usus.

Kini, Dr Mitchell Fink dan rekan-rekannya yakin lidah buaya juga berguna untuk mengatasi kehilangan darah yang parah. Ketika tubuh kehilangan sejumlah besar darah, ia mengalami shock yang disebut haemorrhagic shock (shock akibat pendarahan hebat).

Dalam kasus seseorang mengalami pendarahan hebat karena terluka parah, darahnya tidak mengalir ke organ-organ vital seperti otak, jantung, dan hati, Maka, tekanan darahnya pun turun.

Jika terlalu banyak kehilangan darah dan darah tersebut tidak digantikan dengan segera, organ-organ vital korban tidak berfungsi dan orang tersebut akan meninggal.

Ekstrak Daun

Tim peneliti Universitas Pittsburgh sebelumnya telah menemukan bahwa ekstrak daun lidah buaya menurunkan daya dorong yang dibutuhkan darah untuk mengalir melalui pembuluh-pembuluh darah.

Untuk menguji apakah ekstrak lidah buaya tersbeut dapat membantu mengatasi shock akibat perdarahan, mereka meneliti 20 tikus yang sebagian darahnya telah disedot.

Separo tikus tersebut diberikan larutan garam setelah penyedotan darah itu. Sebagian lainnya diberikan sejumlah kecil larutan mengandung jus daun lidah buaya, yang cukup untuk memulihkan volume darah yang hilang.

Lima dari 10 tikus yang diberikan larutan garam bertahan hidup selama empat jam, sedangkan 10 tikus yang disuntikan cairan lidah buaya bertahan sampai delapan jam.

Dalam percobaan kedua, penyedotan darah lebih banyak ketimbang sebelumnya. Ternyata, lima dari 15 tikus yang diberikan cairan lidah buaya bertahan selama dua jam.

Sebagai perbandingan, hanya satu dari 14 tikus yang disuntikkan larutan garam mampu bertahan selama dua jam. Dr Fink mengira, ekstrak lidah buaya tersebut membuat aliran darah lebih lambat.

''Tampaknya, ekstrak lidah buaya itu membuat darah mengalir lebih lambat sehingga daya dorong yang dibutuhkan darah untuk bersirkulasi menjadi berkurang.''

''Jus lidah buaya itu mungkin bekerja dengan melapisi sel-sel darah, atau berkerja di dalam pembuluh darah, atau mengatasi pergolakan aliran darah yang melalui pembuluh-pembuluh tersebut,'' katanya.(bbcnews-ben-30)

Tidak ada komentar: